Novel Big Size ( Komedi )
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbgdbEIfNF4v_6BkTd0Ggz0YlGeGpnL1gawUEHQuesyEDkfxkJvTM5c3jNmrpatJNH6DALCYKveGSvgf1V28WlpGSbBhSeW7eXx5kWeDdSTfdgCSCOUKyNJcGcb6dtHlpJHdCPJiCXqNk/s72-c/BigSize.jpg
Jual Novel Big Size ( Komedi ), Pengarang Wibi A.R, Penerbit Akoer. Buku dapat anda pesan di toko buku online kami dengan harga murah. Untuk pembelian serta pemesanan dapat menghubungi sales support kami.
Keterangan :
Judul : Big Size ( komedi)
Penulis : Wibi A.R
Editor : Aries R. Prima
Penerbit : Akoer
Cetakan : I, Mei 2007
Tebal : 164 hal
Suatu ketika, sesaat setelah bertanding bola, Lasimin berganti celana di ruang ganti pakaian, tanpa disengaja celana dalam Lasimin turut melorot sehingga menampakkan pantat dan alat vitalnya. Kejadian ini kebetulan dilihat oleh Saim dan Dodi yang langsung menertawakannya karena Lasimin memiliki ‘burung’ yang kecil. Bagi Saim dan Dodi alat vital seorang lelaki haruslah besar dan panjang seperti ‘burung garuda’.
“Umumnya cewek jaman sekarang senangnya jenis garuda atau elang. Selain besar, bikin puas dan pintar matok”, Dodi tersenyum pada Saim. Tangan kananya mematuk-matuk meledek. “Min, kalau nggak gede…cewek enggak bakalan puas” Ledek Saim. (hal 22).
Karena keluguannya, Lasimin mempercayai apa yang dikatakan kedua temannya itu. Apalagi ketika ia diajak pergi ke kelab malam, Lasimin bertemu dengan Yuyun pelayan kafe yang mencoba memperkosanya. Walau gagal memperkosa Lasimin, Yuyun sempat meremas alat vital Lasimin dan berkata.
“…,punyamu kecil. Di servis dong biar gede…” (hal 49)
Kejadian ini semakin membuat Lasimin resah karena ‘burung’nya yang emprit. Hingga suatu saat ia diajak oleh Saim dan Dodi ‘berobat’ ke Mbok gembrot di Purwakarta untuk memperbesar alat kelaminnya. Walau Lasimin dibujuk untuk diurut agar alat kelaminnya besar, ia tetap menolak. Alih-alih diurut oleh Mbok Gembrot, karena biaya pengurutan yang mahal, ia meminta resep dan cara mengurutnya saja. Sesampai dirumah barulah Lasimin mencoba mengurut sendiri alat kelaminnya.
Selain melakukan pengurutan, Lasimin juga diberi alat vakum oleh Saim. Lasimin yang lugu terpengaruh oleh anggapan bahwa kejantanan seorang pria diukur dari besar kecilnya alat kelaminnya. Berhasilkah Lasimin memperbesar alat kelaminnya…?
Novel ini memang penuh dengan kelucuan-kelucuan. Namun novel ini juga menyediakan tempat bagi sejumput kisah yang agak serius yaitu ketika Lasimin ‘dikerjain’ oleh kedua temannya dimana dia harus berpura-pura menjadi tukang urut bagi seorang anak yang menderita lumpuh.
Dibalik kisah lucu usaha Lasmini untuk memperbesar alat kelaminnya, usahanya untuk menyembuhkan seorang gadis yang lumpuh, dan serunya pertandingan sepakbola antar universitas. Kisah ini juga menyimpan pesan-pesan moral yang baik. Terlebih dalam hal memutarbalikkan anggapan umum bahwa keperkasaan seorang pria diukur dengan alat vitalnya. Lasimin memang memiliki ukuran alat vital yang kecil namun dalam kisah ini ia memiliki jiwa dan iman yang besar untuk menahan godaan agar tidak terseret masuk dalam pergaulan kedua sahabatnya yang hidup secara bebas
Novel ini memang novel yang menghibur, dikemas dengan gaya humor yang kental. Beberapa peristiwa ditulis dengan gaya hiperbolis seperti ketika Lasimin berhasil membuat gol, kawan-kawannya langsung menindihnya sehingga Lasimin terpendam dan
Lapangan itu jadi berlubang seperti bentuk Lasimin yang meringkuk (hal 5)
Atau ketika Lasimin diberi sepatu emas sebagai pencetak gol terbanyak, sepatu emasnya tinggal separuh karena teman-temannya mencuil emas di sepatu tersebut untuk dijual ke toko emas (hal 20).
Humor-humor dalam novel ini ringan-ringan saja, humor khas anak kampus yang ngocol dan terdapat beberapa ‘pelesetan’ yang membikin kita tersenyum. Bagi yang menyenangi humor ngocol, novel ini bisa menjadi pilihan untuk dibaca. Kisahnya diangkat dari keseharian sehingga mungkin saja apa yang dialami tokoh-tokohnya juga dialami oleh pembaca. Hanya saja celotehan-celotehan humor yang bertebaran dibuku ini tampak sangat ‘cowoq’ sekali. Di novel ini memang tak ada satupun deskripsikan mengenai hubungan intim, namun celotehan-celotehan tokoh-tokohnya khusunya yang menyinggung alat kelamin pria saya rasa cukup membuat pembaca wanita menjadi ‘risih’ membacanya.
Keterangan :
Judul : Big Size ( komedi)
Penulis : Wibi A.R
Editor : Aries R. Prima
Penerbit : Akoer
Cetakan : I, Mei 2007
Tebal : 164 hal
Sinopsis Novel Big Size (Komedi)
Big Size adalah sebuah novel komedi karya Wibi A.R. Kisahnya menceritakan seorang tokoh yang bernama Lasimin. Ia adalah pemain bola andalan di kampusnya dan selalu menjadi top skor dalam setiap pertandingan yang diikuti oleh kesebelasan kampusnya. Lasimin memiliki dua orang sahabat, Saim dan Dodi yang memiliki gaya hidup sebagai anak gaul hedonis yang menerapkan perilaku sex bebas. Berbeda dengan dua sahabatnya Lasimin adalah pemuda yang lugu dan taat dalam menjalankan ibadah agama.Suatu ketika, sesaat setelah bertanding bola, Lasimin berganti celana di ruang ganti pakaian, tanpa disengaja celana dalam Lasimin turut melorot sehingga menampakkan pantat dan alat vitalnya. Kejadian ini kebetulan dilihat oleh Saim dan Dodi yang langsung menertawakannya karena Lasimin memiliki ‘burung’ yang kecil. Bagi Saim dan Dodi alat vital seorang lelaki haruslah besar dan panjang seperti ‘burung garuda’.
“Umumnya cewek jaman sekarang senangnya jenis garuda atau elang. Selain besar, bikin puas dan pintar matok”, Dodi tersenyum pada Saim. Tangan kananya mematuk-matuk meledek. “Min, kalau nggak gede…cewek enggak bakalan puas” Ledek Saim. (hal 22).
Karena keluguannya, Lasimin mempercayai apa yang dikatakan kedua temannya itu. Apalagi ketika ia diajak pergi ke kelab malam, Lasimin bertemu dengan Yuyun pelayan kafe yang mencoba memperkosanya. Walau gagal memperkosa Lasimin, Yuyun sempat meremas alat vital Lasimin dan berkata.
“…,punyamu kecil. Di servis dong biar gede…” (hal 49)
Kejadian ini semakin membuat Lasimin resah karena ‘burung’nya yang emprit. Hingga suatu saat ia diajak oleh Saim dan Dodi ‘berobat’ ke Mbok gembrot di Purwakarta untuk memperbesar alat kelaminnya. Walau Lasimin dibujuk untuk diurut agar alat kelaminnya besar, ia tetap menolak. Alih-alih diurut oleh Mbok Gembrot, karena biaya pengurutan yang mahal, ia meminta resep dan cara mengurutnya saja. Sesampai dirumah barulah Lasimin mencoba mengurut sendiri alat kelaminnya.
Selain melakukan pengurutan, Lasimin juga diberi alat vakum oleh Saim. Lasimin yang lugu terpengaruh oleh anggapan bahwa kejantanan seorang pria diukur dari besar kecilnya alat kelaminnya. Berhasilkah Lasimin memperbesar alat kelaminnya…?
Novel ini memang penuh dengan kelucuan-kelucuan. Namun novel ini juga menyediakan tempat bagi sejumput kisah yang agak serius yaitu ketika Lasimin ‘dikerjain’ oleh kedua temannya dimana dia harus berpura-pura menjadi tukang urut bagi seorang anak yang menderita lumpuh.
Dibalik kisah lucu usaha Lasmini untuk memperbesar alat kelaminnya, usahanya untuk menyembuhkan seorang gadis yang lumpuh, dan serunya pertandingan sepakbola antar universitas. Kisah ini juga menyimpan pesan-pesan moral yang baik. Terlebih dalam hal memutarbalikkan anggapan umum bahwa keperkasaan seorang pria diukur dengan alat vitalnya. Lasimin memang memiliki ukuran alat vital yang kecil namun dalam kisah ini ia memiliki jiwa dan iman yang besar untuk menahan godaan agar tidak terseret masuk dalam pergaulan kedua sahabatnya yang hidup secara bebas
Novel ini memang novel yang menghibur, dikemas dengan gaya humor yang kental. Beberapa peristiwa ditulis dengan gaya hiperbolis seperti ketika Lasimin berhasil membuat gol, kawan-kawannya langsung menindihnya sehingga Lasimin terpendam dan
Lapangan itu jadi berlubang seperti bentuk Lasimin yang meringkuk (hal 5)
Atau ketika Lasimin diberi sepatu emas sebagai pencetak gol terbanyak, sepatu emasnya tinggal separuh karena teman-temannya mencuil emas di sepatu tersebut untuk dijual ke toko emas (hal 20).
Humor-humor dalam novel ini ringan-ringan saja, humor khas anak kampus yang ngocol dan terdapat beberapa ‘pelesetan’ yang membikin kita tersenyum. Bagi yang menyenangi humor ngocol, novel ini bisa menjadi pilihan untuk dibaca. Kisahnya diangkat dari keseharian sehingga mungkin saja apa yang dialami tokoh-tokohnya juga dialami oleh pembaca. Hanya saja celotehan-celotehan humor yang bertebaran dibuku ini tampak sangat ‘cowoq’ sekali. Di novel ini memang tak ada satupun deskripsikan mengenai hubungan intim, namun celotehan-celotehan tokoh-tokohnya khusunya yang menyinggung alat kelamin pria saya rasa cukup membuat pembaca wanita menjadi ‘risih’ membacanya.
Di tulis oleh: Toko Buku 86
Toko Buku Online Updated at: 10/30/2014 01:46:00 PM
Post a Comment